SENI PATUNG
Seni patung di Asia
Berbagai macam jenis patung terdapat di banyak wilayah yang berbeda
di Asia, biasanya dipengaruhi oleh agama Hindu dan Buddha. Sejumlah
besar patung Hindu di Kamboja dijaga kelestariannya di Angkor, akan
tetapi penjarahan terorganisir yang terjadi berdampak besar pada banyak
situs peninggalan di negara itu. Lihat juga Angkor Wat.
Di Thailand, kebanyakan patung dikhususkan pada bentuk Buddha. Di
Indonesia, patung-patung yang dipengaruhi agama Hindu banyak ditemui di
situs Candi Prambanan dan berbagai tempat di pulau Bali. Sedangkan pengaruh agama Buddha ditemui di situs Candi Borobudur.
Di India, karya patung pertama kali ditemukan di peradaban Lembah Indus
(3300-1700) SM. Ini adalah salah satu contoh awal karya patung di
dunia. Kemudian, setelah Hinduisme, Buddhisme dan Jainisme berkembang
lebih jauh, India menciptakan patung-patung tembaga serta pahatan batu
dengan tingkat kerumitan yang besar, seperti yang terdapat pada
hiasan-hiasan kuil Hindu, Jain dan Buddha.
Artifak-artifak yang ditemukan di Republik Rakyat Cina
berasal dari sekitar tahun 10.000 SM. Kebanyakan karya patung Tiongkok
yang dipajang di museum berasal dari beberapa periode sejarah, Dinasti Zhou (1066-221 SM) menghasilkan bermacam-macam jenis bejana perunggu cetak dengan hiasan yang rumit. Dinasti Qin (221-206 SM) yang terkenal dengan patung barisan tentara yang dibuat dari terracota. Dinasti Han
(206 SM - 220AD) dengan patung-patung figur yang mengesankan kekuatan.
Patung Buddha pertama ditemui pada periode Tiga Kerajaan (abad ketiga).
Yang dianggap sebagai zaman keemasan Tiongkok adalah periode Dinasti Tang,
pada saat perang saudara, patung-patung figur dekoratif dibuat dalam
jumlah banyak dan diekspor untuk dana peperangan. Kemudian setelah akhir
Dinasti Ming
(akhir abad 17) hampir tidak ada patung yang dikoleksi museum, lebih
banyak berupa perhiasan, batu mulia, atau gerabah--dan pada abad 20 yang
gegap gempita sama sekali tidak ada karya yang dikenali sebagai karya
patung, meskipun saat itu terdapat sekolah patung yang bercorak sosial
realis pengaruh Soviet di awal dekade rezim komunis, dan pada pergantian
abad, para pengrajin Tiongkok mulai mendominasi genre karya patung
komersial (patung figur miniatur, mainan dsb) dan seniman garda depan
Tiongkok mulai berpartisipasi dalam seni kontemporer Eropa Amerika.
Di Jepang, karya patung dan lukisan yang tak terhitung banyaknya,
seringkali di bawah sponsor pemerintah. Kebanyakan patung di Jepang
dikaitkan dengan agama, dan seiring dengan berkurangnya peran tradisi
Buddhisme, jenis penggunaan bahannya juga berkurang. Selama periode
Kofun (abad ketiga), patung tanah liat yang disebut haniwa didirikan di luar makam. Di dalam Kondo yang berada di Horyu-ji terdapat Trinitas Shaka (623), patung Buddha yang berupa dua bodhisattva serta patung yang disebut dengan Para Raja Pengawal Empat Arah.
Patung kayu (abad 9) mengambarkan Shakyamuni, salah satu bentuk Buddha,
yang menghiasi bangunan sekunder di Muro-ji, adalah ciri khas dari
patung awal periode Heian, dengan tubuh berat, dibalut lipatan draperi tebal yang dipahat dengan gaya hompa-shiki
(ombak bergulung), serta ekspresi wajah yang terkesan serius dan
menarik diri. Sekolah seni patung Kei, menciptakan gaya patung baru dan
lebih realistik. 'Teks tebal'
Tidak ada komentar:
Posting Komentar