Seni Kerajinan Uang Kepeng
Seni merangkai uang logam dari Bali merupakan salah satu kekayaan
seni budaya Nusantara yang sangat khas dan unik. Seni kerajinan uang
logam tersebut mulai dari pembuatan uang kepeng sampai seni merangkai
uang kepeng menjadi berbagai bentuk kerajinan telah berlangsung
berabad-abad lamanya di Bali.
Seni kerajinan tersebut diwariskan secara turun temurun kepada kalangan generasi penerusnya di Bali dan sampai saat ini masih tetap eksis dan menjadi salah satu ciri khas masyarakat pendukung kebudayaan tersebut di Bali.
I Made Sukma Swacita yang sehari-hari dipanggil dengan panggilan akrab Made adalah salah seorang perajin uang logam kepeng dari Bali yang mencoba melestarikan kebudayaan tersebut agar tidak punah digerus kemajuan jaman di era modern dewasa ini.
Mantan karyawan salah satu perusahaan perbankan di Bali tersebut mulai terjun langsung menangani usaha kerajinan uang logam kepeng Bali sejak April 2004 lalu. Dia rela meninggalkan pekerjaannya sebagai pegawai bank untuk beralih profesi dan kini menekuni pekerjaan barunya sebagai seorang perajin uang kepeng Bali.
Keterampilan membuat dan merangkai uang logam kepeng diperoleh Made secara turun temurun dari keluarga. Namun khusus untuk pembuatan uang kepengnya sendiri Made mencoba meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dengan belajar dari para perajin logam cor di Juwana, Jawa Tengah.
Sebelumnya masyarakat Bali membuat uang logam kepeng dengan cara ditempa dari bahan dasar berupa lempengan logam yang sudah jadi. Namun dengan teknik baru yang dipelajari di Juwana, Jawa Tengah, Made kini mengembangkan kerajinan pembuatan uang logam kepeng dengan teknik pengecoran dan pencetakan logam.
“Sebetulnya seni kerajinan membuat dan merangkai uang logam kepeng sendiri berasal dari negeri China dan masuk ke Bali pada beberapa abad lalu. Namun di Bali sendiri seni budaya membuat dan merangkai uang logam kepeng ini terus berkembang menjadi bagian dari seni budaya Bali,” kata Made.
Dengan teknik pengecoran logam yang dipelajari di Juwana, Jawa Tengah, Made kini mengembangkan usaha pembuatan uang logam kepeng berikut seni kerajinan merangkai uang logam kepeng secara lebih professional.
Bahan baku pembuatan uang logam kepeng terdiri dari lima jenis logam yang berbeda seperti emas, tembaga, perak dll. Kelima jenis logam tersebut dilebur menjadi satu melalui tungku peleburan kemudian logam cair itu dituang ke dalam cetakan khusus untuk dibentuk menjadi uang kepeng.
“Selama ini kami lebih banyak mendatangkan uang logam kepeng dari luar Bali untuk memenuhi kebutuhan pembuatan seni kerajinan merangkai uang kepeng di Bali. Sebab, selama ini produksi uang logam kepeng di Bali sendiri masih sangat terbatas. Namun dengan teknik pembuatan uang kepeng dengan cara pengecoran yang lebih baik, kami kini sudah bisa memenuhi kebutuhan uang kepeng di Bali,” tutur Made.
Dengan mempekerjakan 50 orang karyawan, fasilitas produksi pembuatan uang logam kepeng milik Made kini mempunyai kapasitas produksi terpasang sebanyak 20.000 pieces uang logam per hari. Namun saat ini fasilitas produksi tersebut baru terpakai sekitar 50% atau dengan tingkat produksi real sebesar 10.000 pieces uang logam kepeng.
Uang logam kepeng tersebut kemudian dirangkai menjadi berbagai bentuk sesuai dengan desain yang sudah dipersiapkan Made sebelumnya. Kini Made memiliki lebih dari 250 desain rangkaian uang logam yang sangat menarik dan indah. Produk kerajinan berupa rangkaian uang logam kepeng tersebut kini dipasarkan baik di pasar lokal Bali sendiri, pasar nasional (sejumlah kota besar) dan ke pasar mancanegara.
“Produk kerajinan rangkaian uang logam kepeng ini selain dapat dipergunakan untuk keperluan ritual para penganut agama Hindu juga dapat digunakan untuk keperluan lain seperti untuk hiasan interior rumah, kantor maupun hotel dan tempat-tempat lainnya. Beberapa bentuk kerajinan rangkaian uang logam kepeng yang dapat dijadikan hiasan interior diantara patung penari Bali, rumah adat, hiasan dinding dan berbagai bentuk asesoris ruangan lainnya,” kata Made.
Beberapa produk kerajinan rangkaian uang logam kepeng yang selama ini banyak digunakan umat Hindu Bali untuk kegiatan ritual keagamaan diantaranya berbagai peralatan sembahyang, peralatan sesaji dan lain-lain. Sedangkan produk kerajinan rangkaian uang logam kepeng untuk keperluan hiasan interior sangat bervariasi mulai dari hiasan dinding, berbagai jenis patung, hiasan meja dan lain-lain.
Selain dipergunakan untuk membuat kerajinan rangkaian uang logam, Made juga memanfaatkan uang logam kepeng tersebut untuk membuat perhiasan bernilai seni tinggi seperti cincin, anting-anting dan kalung.
Made mengaku sudah beberapa kali melakukan penjualan kerajinan rangkaian uang logam kepeng kepada pembeli dari luar negeri seperti ke Filipina, Swedia dan Belanda. Bahkan, beberapa pembeli dari luar negeri tersebut sudah beberapa kali melakukan pembelian dan kini menjadi pelanggan tetap Made. Selain itu, banyak juga turis asing yang sengaja datang ke bengkel kerja Made di Bali dan membeli kerajinan rangkaian uang logam kepeng secara langsung.
Untuk meningkatkan kegiatan pemasaran produk kerajinan rangkaian uang logam kepengnya, Made menjalin kerjasama dengan perusahaan travel/tour di Bali yang secara rutin membawa para tamu asing tersebut ke lokasi bengkel kerja dan galeri milik Made.
Selain memproduksi uang logam kepeng dan produk kerajinan rangkaian uang logam kepeng, Made juga tetap mempertahankan kerajinan logam tempa yang sudah sejak lama berkembang di kalangan masyarakat Bali. Beberapa produk kerajinan logam tempa produksi Made diantaranya berbagai bentuk bejana/wadah untuk upacara mandi kembang dan wadah untuk mandi suci, wadah untuk tempat buah-buahan, senjata dewa dan lain-lain.
http://www.smkn1-rotabayat.sch.id/ http://djogdjanesia.wordpress.com/ http://smkn1rotabayat.blogspot.com
Seni kerajinan tersebut diwariskan secara turun temurun kepada kalangan generasi penerusnya di Bali dan sampai saat ini masih tetap eksis dan menjadi salah satu ciri khas masyarakat pendukung kebudayaan tersebut di Bali.
I Made Sukma Swacita yang sehari-hari dipanggil dengan panggilan akrab Made adalah salah seorang perajin uang logam kepeng dari Bali yang mencoba melestarikan kebudayaan tersebut agar tidak punah digerus kemajuan jaman di era modern dewasa ini.
Mantan karyawan salah satu perusahaan perbankan di Bali tersebut mulai terjun langsung menangani usaha kerajinan uang logam kepeng Bali sejak April 2004 lalu. Dia rela meninggalkan pekerjaannya sebagai pegawai bank untuk beralih profesi dan kini menekuni pekerjaan barunya sebagai seorang perajin uang kepeng Bali.
Keterampilan membuat dan merangkai uang logam kepeng diperoleh Made secara turun temurun dari keluarga. Namun khusus untuk pembuatan uang kepengnya sendiri Made mencoba meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dengan belajar dari para perajin logam cor di Juwana, Jawa Tengah.
Sebelumnya masyarakat Bali membuat uang logam kepeng dengan cara ditempa dari bahan dasar berupa lempengan logam yang sudah jadi. Namun dengan teknik baru yang dipelajari di Juwana, Jawa Tengah, Made kini mengembangkan kerajinan pembuatan uang logam kepeng dengan teknik pengecoran dan pencetakan logam.
“Sebetulnya seni kerajinan membuat dan merangkai uang logam kepeng sendiri berasal dari negeri China dan masuk ke Bali pada beberapa abad lalu. Namun di Bali sendiri seni budaya membuat dan merangkai uang logam kepeng ini terus berkembang menjadi bagian dari seni budaya Bali,” kata Made.
Dengan teknik pengecoran logam yang dipelajari di Juwana, Jawa Tengah, Made kini mengembangkan usaha pembuatan uang logam kepeng berikut seni kerajinan merangkai uang logam kepeng secara lebih professional.
Bahan baku pembuatan uang logam kepeng terdiri dari lima jenis logam yang berbeda seperti emas, tembaga, perak dll. Kelima jenis logam tersebut dilebur menjadi satu melalui tungku peleburan kemudian logam cair itu dituang ke dalam cetakan khusus untuk dibentuk menjadi uang kepeng.
“Selama ini kami lebih banyak mendatangkan uang logam kepeng dari luar Bali untuk memenuhi kebutuhan pembuatan seni kerajinan merangkai uang kepeng di Bali. Sebab, selama ini produksi uang logam kepeng di Bali sendiri masih sangat terbatas. Namun dengan teknik pembuatan uang kepeng dengan cara pengecoran yang lebih baik, kami kini sudah bisa memenuhi kebutuhan uang kepeng di Bali,” tutur Made.
Dengan mempekerjakan 50 orang karyawan, fasilitas produksi pembuatan uang logam kepeng milik Made kini mempunyai kapasitas produksi terpasang sebanyak 20.000 pieces uang logam per hari. Namun saat ini fasilitas produksi tersebut baru terpakai sekitar 50% atau dengan tingkat produksi real sebesar 10.000 pieces uang logam kepeng.
Uang logam kepeng tersebut kemudian dirangkai menjadi berbagai bentuk sesuai dengan desain yang sudah dipersiapkan Made sebelumnya. Kini Made memiliki lebih dari 250 desain rangkaian uang logam yang sangat menarik dan indah. Produk kerajinan berupa rangkaian uang logam kepeng tersebut kini dipasarkan baik di pasar lokal Bali sendiri, pasar nasional (sejumlah kota besar) dan ke pasar mancanegara.
“Produk kerajinan rangkaian uang logam kepeng ini selain dapat dipergunakan untuk keperluan ritual para penganut agama Hindu juga dapat digunakan untuk keperluan lain seperti untuk hiasan interior rumah, kantor maupun hotel dan tempat-tempat lainnya. Beberapa bentuk kerajinan rangkaian uang logam kepeng yang dapat dijadikan hiasan interior diantara patung penari Bali, rumah adat, hiasan dinding dan berbagai bentuk asesoris ruangan lainnya,” kata Made.
Beberapa produk kerajinan rangkaian uang logam kepeng yang selama ini banyak digunakan umat Hindu Bali untuk kegiatan ritual keagamaan diantaranya berbagai peralatan sembahyang, peralatan sesaji dan lain-lain. Sedangkan produk kerajinan rangkaian uang logam kepeng untuk keperluan hiasan interior sangat bervariasi mulai dari hiasan dinding, berbagai jenis patung, hiasan meja dan lain-lain.
Selain dipergunakan untuk membuat kerajinan rangkaian uang logam, Made juga memanfaatkan uang logam kepeng tersebut untuk membuat perhiasan bernilai seni tinggi seperti cincin, anting-anting dan kalung.
Made mengaku sudah beberapa kali melakukan penjualan kerajinan rangkaian uang logam kepeng kepada pembeli dari luar negeri seperti ke Filipina, Swedia dan Belanda. Bahkan, beberapa pembeli dari luar negeri tersebut sudah beberapa kali melakukan pembelian dan kini menjadi pelanggan tetap Made. Selain itu, banyak juga turis asing yang sengaja datang ke bengkel kerja Made di Bali dan membeli kerajinan rangkaian uang logam kepeng secara langsung.
Untuk meningkatkan kegiatan pemasaran produk kerajinan rangkaian uang logam kepengnya, Made menjalin kerjasama dengan perusahaan travel/tour di Bali yang secara rutin membawa para tamu asing tersebut ke lokasi bengkel kerja dan galeri milik Made.
Selain memproduksi uang logam kepeng dan produk kerajinan rangkaian uang logam kepeng, Made juga tetap mempertahankan kerajinan logam tempa yang sudah sejak lama berkembang di kalangan masyarakat Bali. Beberapa produk kerajinan logam tempa produksi Made diantaranya berbagai bentuk bejana/wadah untuk upacara mandi kembang dan wadah untuk mandi suci, wadah untuk tempat buah-buahan, senjata dewa dan lain-lain.
http://www.smkn1-rotabayat.sch.id/ http://djogdjanesia.wordpress.com/ http://smkn1rotabayat.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar